Aku, kamu..


22.45 13 januari 2017

aku mulai menulis kata demi kata 
sambil mengingat semuanya,
s e m u a n y a
hampir,..
mulai dari hari itu, hari pertama kali aku melihatmu
waktu itu kita sama sama masih mengenakan putih biru
dari jendela kelas, aku yang selalu mencarimu
berharap tiap hari mendapat senyum darimu

hingga...
seorang teman baikku berkata
"aku tau namanya"
siapa?
"orang yang selama ini kau lihat dari kaca jendela"
oh ya?
"aku dapat nomor hp nya, kamu bisa coba sms dia"
iya, nanti kucoba

hari demi hari berlalu
akhirnya hari itu ku beranikan diriku
masa bodoh dengan gender 'perempuan' ku

'hai, assalamualaikum'
sore itu satu sms terkirim
'iya, waalaikumsalam' balasnya dari seberang
taukah kamu, betapa histerisnya aku hari itu
hanya karna sebaris balasan itu?

hari berganti, terus seperti itu
hingga orang lain memintaku menjadi 'seperti miliknya, tapi bukan miliknya'
saat aku dan kamu mulai dekat
saat dia juga mulai mendekatiku

aku merasa tak enak padamu
mendekatimu, lalu pergi bersamanya
rasanya ingin ku lipat wajahku saat tiap kali berpapasan denganmu
tapi aku juga serba salah,
disatu sisi aku suka, kamu..
disisi lain dia lebih berani mendekatiku
ketimbang kamu, yang saat itu masih beku
dan kuakui dua tahun sebelumnya aku memang menyukainya
akhirnya aku ‘iyakan dia

entah mengapa, setelah aku meng‘iyakan dia,
kamu berulang kali terus tertangkap mataku
dari yang dulu melihatmu saja harus melalui jendela
dan tak setiap saat nampak
entah mengapa mulai hari itu dan seterusnya,
kamu ada dimana mana
tertangkap basah sedang menatap, entah apa
sambil tersenyum
manis

berulang kali berpapasan
di goda teman teman
sampai malu sendiri di tengah ramainya istirahat sekolah

atau saat melihatmu melepas sepatu
pagi hari, sebelum masuk ke masjid
menjalankan sholat dhuha..
atau saat melihatmu berolah raga
atau saat saat lainnya

kamu seperti berhasil membuatku jatuh sedalam dalamnya
padahal saat itu aku tengah diminta ‘menjaga hatinya’
aku jahat sekali bukan?

Hari berganti minggu
Kemudian bulan
Hingga sampai di penghujung sebuah bulan
‘kamu sama aku ga ada apa apa lagi, cukup, aku pergi’
Itu yang dia ucapkan
Kurang lebih,,
Yang ku tahu ia pergi
Ia menemukan hatinya
Lantas aku?

Aku mencoba menghubungimu
Tak kusangka responmu,
Kamu lebih cair dari yang dulu
Aku seperti hendak melarikan diri padamu?
Iya mungkin seperti itu
Atau mungkin tidak juga
Tergantung pandanganmu saja

Hari berganti lagi,
Kita makin dekat
Dekat
Hingga hampir setiap hari,
Telponmu datangi nomorku
Mulai bertanya ini, itu
Berbicara ini, itu
Hingga menyanyi lagu ini, itu
Bersama..

Apa kamu masih ingat topik apa saja yang pernah kita singgung?
Apa kamu ingat, lagu lagu yang kita nyanyikan bersama?
Apa kamu ingat, penyebab tawa kita?

Seperti malam itu
Kita masih menyanyi sampai jam 2 pagi
Aku masih menyimpan rekaman percakapan kita
Walau tak sanggup mendengarnya

Seperti saat kamu mengucapkan
Selamat ulang tahun malam itu
Yang diakhiri
“udah, tidur sana, aku tidur dulu, oyasumii......”

Atau saat kita bertengkar
Karena alasan kecil
Atau saat kita tertawa
menertawakan hal bodoh

hari berganti minggu lagi
hingga bulan, dan tahun
dan sedikit demi sedikit
kita meretakkan diri kita sendiri
hingga aku makin meretakkannya
membuat semuanya berantakan
karna emosi sesaat ku

yang tak kusangka
malam itu,
“kita putus aja, kamu tenangin diri kamu dulu, mungkin baiknya kita emang ga bareng”
Kurang lebih ya..
Dan aku dengan nekatnya menemuimu
Meskipun akhirnya benar benar menemuimu
Berbicara sedikit hal
Banyak sesaknya
Berangkat dengan mata berkaca kaca
Dan pulang dengan binar bahagia
Karna kamu akhirnya masih ingin mencoba membantuku
Memperbaiki semuanya

Tapi dasar kaca retak diperbaiki
Masih saja ada retaknya
Dengan sekali hantaman
Pinggiran kaca mulai pecah
Dua kali masih belum tumbang
Dan akhirnya ada saatnya
Ia pecah berserakan

Aku tau kamu mungkin juga sesak
Mungkin, karena aku tidak benar benar tau
mana wajahmu dan mana topengmu

tapi jika memang semua yang kamu tampakkan
setelah hari itu benar topeng
maka selamat,
aku tertipu dengan topeng bahagia
yang seakan tidak ada apa apa
milikmu

tapi jika itu benar wajahmu
maka selamat,
kamu berhasil menghancurkanku
lagi

seperti lagu yang waktu itu kamu tujukan untukku
mungkin akan lebih cocok untukku berikan padamu
“kau hancurkan hatiku, hancurkan lagi”
“kau hancurkan hatimu tuk melihatmu”

Bagaimana?

Bagaimana juga dengan kamu,
Yang entah aku tidak tau
Bagaimana perasaanmu
Kadang kamu seperti kamu dulu
Seperti es balok yang beku

Kadang juga kamu seperti itu
Manis, cerewet, berisik,
Dan membuat benteng pertahananku
Yang selama ini ku bangun dari dasar
Seakan tergempur dengan pesan singkat mu

Hari ini
Perasaanku mungkin tak se meledak ledak dulu
Tapi rindu itu masih sama dalamnya
Menunggu pesan balasanmu
untuk percakapan yang kamu mulai
entah berapa hari lalu

masih berharap
kamu akan mencoba menghubungiku
lagi,..

sempat terfikir ingin kembali lagi
iya
tapi seperti ini saja pun tak apa

seperti yang (mungkin) kamu tau
aku masih merasakannya
merasakannya seperti dulu
saat kita masih bersama

bedanya, mungkin kamu tidak
tidak lagi seperti dulu

yasudah,
semoga kamu bahagia
nanti aku susul bahagia juga..


pekalongan, jumat 13 januari 2017
23:47


“pii”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel “Bad Romance”

HOW I MET DAY6

Lagu yang 'nyes' banget waktu didengerin apalagi kalau kamu tau artinya 💔 (PART 1)