Dear nathan quotes
“Emangnya suka sama kamu itu harus ada alasan? Kalau
misalkan alasan saya karena kamu pinter, terus cantik, itu alasan kayaknya
nggak masuk akal, Sal. Kalau misalkan besokkamu kecelakaan, setelahnya otak
kamu rusak dan jadi bego berarti nanti rasa cinta saya pasti bakal ilang atau
kalau kamu nyungsep ke jurang dan wajah kamu jadi jelek, saya pasti nggak cinta
lagi. Cinta itu nggak butuh alasan, Sal. Cinta itu reaksi alamiah yang muncul
tanpa disengaja”
–-Nathan, Jp – Dear Nathan h. 328
“Jatuh cinta itu nggak butuh alasan, Sal. Proses
memulai jatuh cinta memang bisa terjadi tanpa alasan, tapi mempertahankan untuk
tetap cinta atau elewatkan begitu saja, itu yang menurut saya harus butuh
alasan”
--Nathan, JP – Dear Nathan h. 328
“cewek itu takdirnya dikejar, bukan mengejar. Lo
sempurnain diri lo sebaik-baiknya. Perawatan sebagai tanda kalau lo menghargai
diri lo sendiri sebagai seoarang cewek, bukan karena gue.”
--Nathan, JP – Dear Nathan h. 296
“Takdir kita tuh masih panjang Din, cowok banyak.
Bukan Cuma gue. Jangan jadiin diri lo stuck di satu cowok yang udah jelas nggak
bisa jatuh hati sama lo. Cinta itu nggak bisa dipaksa, lo tau sesuatu yanng
dipaksa itu nggak baik hasilnya.”
--Nathan, JP – Dear Nathan h. 296
“kalau cinta dilihat dari wajah dan penampilan,
katakanlah siapa tau lo kecelakaan. Wajah lo cacat. Lo bisa jamin cowok itu
bakal tetep cinta sama lo? Cinta itu prinsip. Buat seseorang jatuh cinta sama
kepribadian lo, kenapa? Karena ada jutaan cewek di dunia ini yang berwajah
cantik, tapi nggak ada satupun cewek yang mempunyai kepribadian yang sama”
--Nathan, JP – Dear Nathan h. 297
“gue berpikiran kalau cinta sama seseorang maka gue
harus ngejar seseorang itu sampai dapet. Tapi, sekarang gue sadar. Kalau
seseorang itu nggak mau, kenapa harus gue kejar terus. Sama aja kesannya maksa.
Dan seperti kata lo, jatuhnya bukan cinta, justru nafsu”
--Dinda – Dear Nathan h 338
“di mata kamu, saya ini selalu jadi nomor dua. Itu
yang saya liat. Kamu selallu anggap saya ini nggak penting. Hubungan kita ini
aneh. Kesannya selalu saya yang mengejar, saya yang berharap. Sementara kamu?
Kamu justru menyepelekan. Selalu saya yang berjuang dan kamu? Kamu kelihatan
cuek. Saya udah sabar enunggu supaya kamu bisa buka hati yang bahkan sampai detik
ini, sama sekali belum kelihatan kalau kamu mulai simpatik dengan perasaan
saya, apa saya harus terus nunggu, sementara yang ditunggu justru kepingin
berlalu?”
--Nathan, JP – Dear Nathan, h.389
“seoarang ayah berbeda dengan ibu yang dengan
gamblangnya dapat menunjukkan emosi dan perasaan. Marahnya seorang ayah adalah
diam. Tangisnya seorang ayah adalah diam. Bahagianya seoarang ayah adalah diam.
Kecewanya seorang ayah adalah diam. Ayah adalah makhluk tanpa ekspresi yang
sebenarnya menyimpan jutaan perasaan dalam dadanya. Ayah adalah seorang ang
selalu menggantung air matanya agar tak pernah tumpah, tidak membiarkan anak
serta istrinya melihat setetes air mata jatuh di pipi. Ayah adalah manusia
berhati baja dengan jiwa kuat untuk menyangga kehidupan anak-anak titipan Tuhan
di pundaknya.”
--Salma, A – Dear Nathan, h.436
“ada tembok besar nan kokoh yang menghalangi, memberi
batasan nan jelas bahwa keduanya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Hanya
sekedar sua orang yang pernah mempunyai hubungan dan saling mengenal, sekadar
dua orang yang pernhag nebgikat dua kenangan, sekadar dua orang yang dulu
sering bertegur sapa dan kemudian setelah hubungan itu tidak lagi terikat,
semuanya musnah.. sia-sia. Kembali seperti dulu, dua orang asing yang tak
pernah berkenalan.”
-Dear Nathan h. 462
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus