Di tutupnya akses pada medsos biru tua

Generasi milenial, siapa sih yang engga kenal tumblr? Wadah untuk mengekspresikan diri dari sekian banyak wadah yang ada di sana sini.
Banyak sekali penulis terkenal beranjak dari medsos biru tua ini, tak perlu lagi ku sebutkan nama mereka, kalian pasti sudah mengenalnya.
Senin, 5 Maret lalu. Pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) menutup akses media sosial Tumblr ini. Menurut pemerintah, Tumblr dinilai memuat konten asusila. Padahal pemerintah hanya melihat 1% dari keseluruhan user tumblr. Mengapa pemerintah memutuskan memblokirnya? Hal ini disebabkan Tumblr yang tidak memiliki Report System untuk melaporkan konten asusila. Padahal, jika dikulik lebih dalam lagi, Tumblr sudah jauh hari memberikan fitur Safe Mode, agar user yang tidak mau 'tercemari' terhindar dari konten asusila.
Saya, sebagai user Tumblr tiga tahun terakhir ini merasa sangat keberatan. Terlepas masalah report system. Konten Asusila sejatinya tidak hanya kita jumpai di Tumblr. Bila kina mencari hal berbau 'pornografi', saya yakin, google pun akan memberikan banyak referensi yang bisa kita pilih mengenai apa yang kita cari tersebut. Media sosial yang memiliki Report System juga tidak berarti aman dari konten Asusila, kekerasan, hate speech, dan sebagainya bukan? Bisa jadi ada yang menemukan konten asusila di facebook misalnya, bukannya melaporkan malah tambah mencarinya. Bisa saja bukan?.
Selama menggunakan Tumblr, saya merasa adem-adem saja, bahkan tidak pernah menemukan konten asusila. Menurut saya, konten asusila tidak akan muncul jika kita tidak mencarinya. Seperti ini ya, Saya juga user Instagram, awal menggunakan Instagram saya tidak mengikuti satu pun akun yang berbau Makanan dan masakan, pada 2017 kemarin saya mencoba mencari akun-akun makanan, food blogger dan lain-lain. Setelah mengikuti beberapa akun, setelahnya Explore Instagram saya banyak menyajikan akun-akun Food Blogger, Food reviewer, dan sebagainya. Karena apa? Karena mekanisme media sosialnya memberi saran 'siapa tau kita menyukai apa yang media sosial tersebut sarankan'. Lagi, di tumblr, saya hanya mengikuti akun-akun puisi, sajak, akun penyedia lock screen, dan beberapa akun dakwah. Dan, Saran user yang ditampilkan Tumblr untuk saya ikuti ya sejenis itu, akun-akun puisi, lock screen. Tidak pernah Tumblr menyarankan akun berbau asusila pada saya. Karena apa? saya tidak mengikuti akun sejenis itu.
Sekarang, pertanyaannya. Apabila, pemerintah menutup akses terhadap Tumblr dikarenakan laporan bahwa Tumblr mengandung konten asusila, maka siapa yang menemukannya? Mungkin orang tersebut juga sebenarnya mengikuti akun yang 'agak' berbau asusila. Makanya mekanisme Tumblr menyarankan beberapa 'konten asusila' tersebut padanya.
Pernahkah kalian memperhatikan hal sedetail itu? Masalah 'mekanisme' media sosial yang menyarankan beberapa akun / konten berdasarkan apa yang paling banyak kalian ikuti. Coba cek Instagram kalian. Coba Cek explore. Bagi yang banyak mengikuti akun KPOP pastilah di Instagram Explorernya banyak didominasi konten KPOP. Bagi kalian yang banyak mengikuti akun humor misalnya, Instagram explorer kalian juga pasti didominasi oleh konten humor. Begitu juga di Tumblr.
Lalu, jika tumblr dilaporkan karena memiliki 1% konten asusila, bagaimana kabar Facebook (misal) yang berisi ujaran kebencian di mana-mana, dan dengan lebih banyak user, tidak menutup kemungkinan lebih banyak mengandung konten asusila juga bukan?. Bagaimana dengan Instagram? Apa karena Pemerintah kita tidak mempunyai akun verified di Tumblr, menjadikan mereka menutup Medsos Biru Tua kita seenaknya?.


Alfiatur Rahmaniyah
Yang sudah 4 hari kecewa
Jumat, 9 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOW I MET DAY6

Resensi Novel “Bad Romance”

Lagu yang 'nyes' banget waktu didengerin apalagi kalau kamu tau artinya ๐Ÿ’” (PART 1)